Pages

Labels

Kamis, 22 Desember 2011

Pura Ulun Danu Batur

Kawasan wisata Batur tidak hanya terkenal dengan keindahan panorama alamnya saja, namun keagungan, keunikan serta tingginya nilai histori Pura Ulun Danu Batur sanggup menarik banyak minat wisatawan untuk mengunjunginya. Pura ini terletak di Desa Karang Anyar, Kintamani, Bali.Pura Ulun Danu Batur berada pada ketinggian 900 meter diatas permukaan laut, dan merupakan pura kahyangan jagat dimana pura ini difungsikan sebagai tempat pemujaan Dewi Danu (Dewi Air Danau). Pura yang menghadap ke barat ini berlatarbelakang Gunung Batur dan kerap kali digunakan sebagai tempat pelaksanaan upacara keagamaan Ngusaba Kedasa.Pura Ulun Danu Batur awalnya berada di lereng Gunung Batur, namun karena adanya letusan gunung pada tahun 1917 yang telah menghancurkan pura ini terkecuali sebuah pelinggih yang digunakan untuk memuja Dewi Danu. Atas gagasan para pemuka desa dan masyarakat setempat maka dibawalah pelinggih ini serta membangun kembali Pura Batur.Konon menurut cerita, pada suatu malam tepatnya di bulan ke-5 Dewa Siwa memindahkan puncak Gunung Mahameru di India dan membaginya menjadi dua bagian serta diletakkannya di Bali. Puncak Gunung Mahameru yang berada disebelah kanan menjadi Gunung Agung sebagai tahta anaknya, sedangkan yang berada disebelah kiri menjadi Gunung Batur sebagai tempat Dewi Danu. Kedua gunung ini menjadi ulu Pulau Bali serta lambang unsur purase dan pradana (pria dan wanita) yang dipercaya oleh masyarakat Hindu Bali.Adapun mata pencaharian penduduk sekitar pura ini sebagian besar adalah petani, hal ini terlihat jelas dengan banyaknya sawah serta perkebunan sayur di kawasan ini.Untuk memberikan kenyamanan yang maksimal bagi pengunjung yang datang maka dibuatlah beberapa fasilitas seperti: warung penjual makanan dan minuman, toko cinderamata, toilet, serta area parkir yang luas.Pura Ulun Danu Batur dapat ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam perjalanan dari Kota Denpasar Bali dengan jarak tempuh kira-kira 64  km.
Bali tetap akan menjadi kenangan tersendiri bagi siapapun yang mengunjunginya, keberadaan Pura Ulun Danu Batur dengan segala keindahannya menjadikan pura ini pantas untuk menjadi salah satu tujuan utama wisata anda.

Pura Puncak Penulisan

Nilai histori yang tinggi serta keunikan yang dimiliki pura di Pulau Dewata ini menjadikan keberadaan tempat pemujaan ini dapat dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata apabila anda datang ke Bali. pura puncak penulisan Adalah Pura Penulisan yang menjadi bagian didalamnya terletak di Desa Sukawana, Kintamani, Bangli, Propinsi Bali.Pura Pucak Penulisan lokasinya berada pada ketinggian 1745 meter dari permukaan laut 3 kilometer dari Kintamani dan 30 kilometer dari Ibukota Kabupaten Bangli. Berdasarkan lontar Bali Kuno disebutkan bahwa  Pucak Penulisan disebut juga Bukit Tunggal  karena tempatnya terpisah dari pegunungan yang terbentang dari barat ketimur yang seolah-olah membagi menjadi dua bagian utara dan selatan. Pura ini dibangun sekitar abad ke-9 dengan nama Pura Tegeh Koripan namun karena tempatnya berada di Puncak Bukit Penulisan maka lebih dikenal dengan nama Pura Pucak PenulisanPura ini posisinya berada paling atas yang tersusun sampai sebelas terasTeras-teras tersebut dimaksudkan sebagai aspek kebudayaan Pyramid jaman MegalitikumPucak Penulisan bagian dari kompleks pura danu dan pura taman danu yang terletak pada teras ke-3 dan pura Ratu Penyarikkan yang terletak pada teras ke-4 dibagian barat puraKompleks keempat adalah Pura Ratu Daha Tua terletak dibagian barat pada teras ke-6.  Yang terakhir atau kompleks ke-5 adalah Pura Panarajon pada bagian timur dari puncak.  Kompleks pura ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan 4 kompleks pura yang lain.  Didalam kompleks Pura para pengunjung dapat melihat patung batu yang diyakini berasal dari jaman kebudayaan  Megalitikum.

Desa Penglipuran

Sekilas Tentang Penglipuran
Kata Penglipuran sendiri mengandung dua macam arti, yaitu berasal dari kata Pangeling, dari dasar kata “eling”, yang artinya mengingat dan “pura” yang artinya tanah leluhur, jadi Penglipuran artinya ingat kepada tanah leluhur; dan berasal dari kata penglipur yang berarti penghibur. Hal ini didasarkan karena konon Raja Bangli sering mengunjungi tempat ini untuk menenangkan pikiran.Pada saat sore umumnya penduduk desa keluar rumah setelah selesai melakukan aktifitas rutin mereka di pagi dan siang hari, mereka keluar untuk berkumpul bersama-sama penduduk desa yang lain dan para pria pada sore hari mengeluarkan ayam jago kesayangan mereka dan tidak jarang mereka melakukan tajen/adu ayam tetapi tanpa pisau di kakinya.
Desa Penglipuran terletak di Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. Berada pada ketinggian 500-625 m di atas permukaan laut menjadikan suhu di Desa Adat Penglipuran tergolong dingin, keasrian Desa Penglipuran begitu terasa sejak memasuki kawasan pradesa hingga balai masyarakat. Fasilitas kemasyarakatan serta ruang terbuka pertamanan semakin menunjukkan keaslian alam pedesaan. Keindahannya bahkan semakin dimunculkan dengan penataan fisik dan struktur desa yang teratur.Penduduk Desa Penglipuran sangat menjunjung tinggi adat istiadat, nilai gotong-royong dan kekeluargaan yang berlaku turun temurun, semua diwariskan oleh leluhur penduduk setempat yang berasal dari Desa Bayung Gede, Kintamani Bangli yang dahulu dipekerjakan sebagai prajurit Kerajaan Bangli.

 Daya Tarik
Desa Penglipuran memiliki beragam daya tarik, diantaranya konsep tata ruang desa yang khas dengan prinsip Tri Mandala, hutan bambu seluas 75 ha, pura kuno dengan struktur tradisional Penglipuran yang masih asli, tugu pahlawan yang memiliki nilai historis bagi masyarakat Penglipuran dan Bali secara umum, serta upacara-upacara adat seperti: Upacara Nyeeb, Mungkah, Nyungsung, Nakluk Merana dll.
Keunggulan dari Desa Penglipuran di Bangli adalah, bagian depan rumah serupa dan seragam dari ujung utama desa sampai bagian hilir desa. Ditambah aktivitas sehari-hari penduduk desa dalam bercocok tanam, pemandangan seorang penduduk desa pulang dari kegiatannya di sawah menjadi ciri unik tersendiri.Desa Adat Penglipuran termasuk desa yang banyak melakukan acara ritual, sehingga banyak sekali acara yang diadakan di desa ini seperti pemasangan dan penurunan Odaldan, Galungan dll.Saat yang sangat tepat untuk datang ke desa ini adalah pada acara tersebut sedang berlangsung, sehingga kita dapat melihat langsung keunikan dan kekhasan dari Desa Penglipuran ini. Struktur bangunan, rumah tradisional masyarakat, pura-pura kuno, dan ornamen arsitektur yang unik menjadikan desa ini sebagai pilihan desa wisata yang harus dikunjungi.

Aksesibilitas
Desa ini dapat dicapai dengan kendaraan bermotor melalui sisi timur, yaitu Jalan Raya Bangli – Kintamani maupun dari sisi utara. Keteraturan pola pemukiman memberi kesan tersendiri, yaitu di sepanjang Jalan Kintamani Kayuamba - Bangli.Penglipuran merupakan sebuah desa yang indah dan asri sehingga kita menjadi sangat yakin untuk menempuh desa tersebut dengan mobil pribadi, terlebih lagi jalan masuk ke desa ini sudah diaspal.


Air Terjun Dusun Kuning

Air Terjun Dusun Kuning yang unik dan indah ini terletak di Dusun Kuning, Desa Taman Bali, Kecamatan Bangli, Bali. Untuk menuju kesana bisa dilakukan dengan berbagai sarana transportasi. Jika ditempuh dari Taman Bali, bisa dilakukan dengan berjalan kaki sejauh 500 meter melalui jalan kecil yang elok dan mesti melalui perkebunan cengkeh.Jika dari Kota Denpasar, bisa mengarahkan kendaraan menuju ke Bangli baik lewat Sukawati/Gianyar maupun lewat jalan by pass Ida Bagus Mantra. Jika sudah sampai di Taman Bali yang jaraknya sekitar 3 km dari Kota Bangli, maka akan dijumpai sebuah pertigaan. Pengunjung harus mengambil ke arah kanan dan mengikuti jalan tersebut sampai di sebuah pertigaan lagi, dekat pabrik air minum “NON MIN”. Kemudian belok kanan sampai di ujung jalan dekat pemukiman penduduk. Nah, dari situ tinggal berjalan kaki ke lokasi yang jaraknya kira-kira 300 meter. Sampailah di Air Terjun Dusun Kuning.
Fantastis memang air terjun ini karena berada di ketinggian sekitar 25 meter diatas permukaan Sungai Melangit yang airnya mengalir ke selatan. Mengapa dinamakan Air Terjun Dusun Kuning? Karena air terjun tersebut berlokasi di Dusun Kuning, Bangli, Bali. Selaiknya lokasi wisata alam di Bali lainnya yang senantiasa terjaga kealamiannya, objek wisata air terjun ini pun tampak masih begitu asri, alami dan cantik pertanda belum banyaknya tangan-tangan manusia yang menjamahnya. Terlebih warga setempat yang begitu patuh terhadap norma dan ajaran Hindu yang selalu berupaya dalam menjaga kelestarian alam. Kealamian air terjun ini juga bisa jadi diakibatkan oleh masih belum terlalu banyaknya pengunjung yang datang ke tempat ini karena lokasinya yang agak terpencil dan tersembunyi. Makanya, tak banyak “orang luar” yang tahu tentang keberadaannya. Selain menawarkan panorama keindahan dan eksotisme air terjun, di tempat ini terdapat ratusan kera yang banyak menghibur para pengunjung.Kera-kera itu saling bercanda, berkejaran, gelantungan di pepohonan, bahkan saling bertengkar. Makanya, pengunjung yang berencana datang ke Air Terjun Dusun Kuning diharapkan membawa perbekalan secukupnya, juga membawa cemilan-cemilan kecil seperti kue-kue ringan, kacang-kacangan untuk diberikan kepada kera.

Hutan Bambu

Rasa-rasanya belum banyak orang tahu bahwa Bali memiliki tempat wisata yang berbeda, yaitu Hutan Bambu (Bambu Forest). What, Hutan Bambu? Jangan bingung dulu karena objek wisata ini lain daripada yang lain dan dijamin bisa memberikan nuansa yang sama sekali berbeda kepada setiap pengunjungnya. Bagi wisatawan yang sudah bosan mengunjungi wisata pantai, gunung, danau atau pura, tak ada salahnya jika menyempatkan waktu berkunjung ke spot wisata Hutan Bambu yang terletak di Kabupaten Bangli ini.
Nilai Ekologis dan Ekonomis
Hutan Bambu ini dinilai memiliki nilai ekologis dan ekonomis yang tinggi. Hal demikian tak bisa dilepaskan dari peran masyarakat sekitar untuk senantiasa menjaga kelestarian dan kealamian Hutan Bambu. Setiap warga sangat menaati peraturan bahwa pelestarian dan pembudidayaan Hutan Bambu menjadi tanggungjawab mereka karena diyakini merupakan titipan nenek moyang dan akan memberikan kemanfaatan bagi mereka.
Hutan Bambu ini memiliki luas sekitar 45 hektar dan dijadikan sebagai daerah resapan air utama yang oleh karenanya maka memiliki nilai ekologis sangat tinggi. Warga atau siapapun yang berkunjung ke Hutan Bambu ini dilarang untuk menebang pohon bambu sembarangan dan diwajibkan melakukan tebang pilih pada hari-hari yang telah ditentukan supaya tidak terjadi kerusakan pohon bambu.Mayoritas masyarakat Bali yang beragama Hindu dengan landasan Tri Hita Karana, khususnya dalam konteks bidang Palemahan, menilai bahwa pohon bambu dalam kepentingan upacara-upacara kegamaan belum dapat digantikan. Sebab itu, setiap warga diwajibkan menaati peraturan supaya tak melakukan penebangan secara semena-mena, disamping juga tentunya tuntutan untuk menjaga kelestarian Hutan Bambu.


Berwisata dan Peka Lingkungan
Dengan mengunjungi Hutan Bambu para wisatawan selain bisa melihat dan menikmati keeksotisan berbagai jenis pohon bambu seperti Bambu Petung, Bambu Talang, juga secara otomatis akan disadarkan tentang betapa pentingnya menjaga dan melestarikan alam supaya tak terjadi kerusakan. Pohon-pohon bambu akan sangat menarik dilihat terutama ketika ada angin besar yang akan menggoyangkan pepohonan bambu tersebut sampai mengeluarkan bunyi yang terkadang beraturan.


Menuju Hutan Bambu
Lokasi Hutan Bambu ini berada di Desa Kubu, Kabupaten Bangli, atau sekitar 5 km dari Kota Bangli. Dari arah Denpasar berjarak sekitar 50 km dan bisa ditempuh dengan waktu 1 jam perjalanan. Perjalanan ke wisata ini akan lebih cepat jika menggunakan kendaraan pribadi atau sewaan/rental ketimbang menggunakan angkutan umum.




Penelokan

Penelokan terletak di sebelah Selatan Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani kira-kira 23 km dari Kota Bangli atau 63 km dari Denpasar ibukota Propinsi Bali. Sepanjang areal Batur memiliki pemandangan yang sangat menarik merupakan wilayah Kecamatan Kintamani yang terletak di bagian Utara Bangli. Penelokan adalah tempat yang terbaik untuk melihat pemandangan Gunung Batur dan Danau Batur. Letaknya kira-kira 1500 meter dari permukaan laut yangdari tahun ke tahun memiliki temperatur ± 22o C di siang hari, dan 16oC di malam hari.

Banyak pengunjung baik domestik maupun internasional, memilih tempat ini untuk dapat menikmati udara pegunungan yang dingin dan segar. Tentunya hal ini sangat menyenangkan sambil menikmati pemandangan yang indah dengan lava hitam yang padat berasal dari letusan Gunung Batur pada tahun 1917 yang menghancurkan seluruh desa di sekitarnya.
Untuk itu kami bermaksud mengajak siapa yang senang berpetualang untuk mendaki sampai ke puncak. Keindahan kepundannya sunggu merupakan suatu lukisan yang indah.

Disamping keindahan panoramanya, kita juga dapat melihat indahnya Danau Batur dengan airnya yang jernih bagaikan kristal dan di lereng pegunungan anda dapat melihat kuburan yang unik, serta Barong Brutuk dari Desa Trunyan, yang mana tidak bisa ditemukan di tepat lain di Bali.